Sunday, July 2, 2017

Kesunyian Rasa

       Detik terus berdendang dengan iramanya. Melahap waktu dengan perlahan. Membuat hati yang nyaman menjadi gegabah tanpa arah. Waktu akhir telah tiba. Akhir dari perlombaan kita di garis waktu.

        Jangan hanya terus mengutuk diri sendiri. Salahkan dirimu yang meninggalkan tanpa alasan. Diam diam datang lalu pergi seenaknya. Dan ketika tujuanmu tak berkabar lagi. Kau berbalik lalu berlari. Lalu kau akan menyadari bahwa tempat mu berhenti dulu telah hilang tertelan sang tuan waktu.

        Duduk saja, berdiam diri dengan termangu. Tak usah kau hiraukan lagi hati yang tercabik cabik oleh sebilah rindu. Yang setiap hari semakin menggebu gebu kepadamu. Cukup saja kau tau bahwa ada aku yang selalu menunggu untuk sekedar mendengar suaramu dari balik dinding kesunyian rasa.

Monday, June 26, 2017

Naluri Cinta

       Memang benar adanya bahwa cinta tak bisa diterka dengan nalar logika. Menjadikan kita yang gila karenanya sebagai pejuang kelas teri jika yang ada dan lebih baik mulai menjelma menjadi virus paling mematikan sejagat raya.

        Apalah daya jika hanya sekedar mengandalkan cinta yang besar untuk kehidupan yang lebih baik. Karena semua itu butuh naluri. Mereka menyebutnya pejuang cinta tingkat tinggi. Terlempar dari barisan paling baik yang pernah ada, menjadi serpihan yang antah berantah bak bui dilautan.

         Ah sudahlah, jika memang namamu dan namaku telah tertulis jelas di lauh mahfuz, kekuatan paling dahsyat yang pernah diciptakan manusia pun tak mampu menolaknya. Cukup doa yang semakin hari berlipat ganda disela lima waktu dan sepertiga malam sebelum menjelma menjadi mayat yang menikmati malam mimpi, tentang kau dan aku perihal kebahagiaan dunia akhirat.

        Sudah kukatakan, aku mencintaimu tanpa jeda dan kau tau itu. Sangat tau. Biarlah kini kita mengikuti skenario Tuhan yang ada. Bicara tentang apa yang terjadi nanti, Allah punya rencana terbaik untukku dan untukmu. Kini aku harap kita sama sama meminta untuk satu pikiran yang kau dan aku telah sepakati.

       Semoga kali ini semesta tak bosan bosannya berpihak pada kita. Tentang awal berjumpa, jatuh cinta, lalu mengikat janji dengan bismilah untuk menjadi sepasang insan yang selalu memadu kasih setiap hari setiap pagi. Semoga kalimat sakral itu bisa terucap lantang didepan mereka. Mereka yang menginginkanmu bahagia.

        Tak usah khawatir tentang penghianatan akan janji yang pernah terucap. Cinta yang ada masih berlipat ganda seiring detik yang cabik dilahap sang waktu. Semoga cinta ini sampai nanti selalu tertuju padamu.

Saturday, June 24, 2017

Jarak dan Rindu

       Bagian mana yang paling kau benci dari rindu? Aku rasa rindu sengaja dicipta untuk menciptakan derita. Tanpa kemudahan untuk menguras habis rindu yang ada aku tersiksa. Rindu padamu.

       Lalu apa yang tak kau suka dari jarak? Jarak yang puluhan bahkan ratusan kilometer adanya. Kuranya jarak sengaja dicipta untuk membentuk rindu yang membludak. Bahkan ketika rindu telah meluap luap jarak masih saja menahannya. Terlalu kejam memang.

       Maafkan jika pernyataan cinta yang telah kukatakan beberapa waktu lalu menciptakan jarak dan rindu yang telah membludak. Aku salah, tapi cinta yang ada memaksaku untuk mengungkapkannya padamu. Pada wanita pujaan hati sejak pertama kali bahkan sebelum kita bertatap muka.

       Kali ini kita harus rela, disayat habis menjadi tercabik cabik oleh jarak dan rindu. Tenang saja, Tuhan telah menetapkan sesuatu yang indah diujung waktu. Setelah jarak dan rindu telah kita atasi, masih banyak rintangan yang ada nanti. Kuharap kau masih bersedia berjalan seiringan denganku langkah demi langkah untuk akhir yang bahagia nantinya. Semoga saja Tuhan merestui apa yang telah kita mulai.

Saturday, June 17, 2017

Pecundang Kelas Dunia

       Apa yang bisa kita keluhkan dengan keadaan yang ada sekarang. Toh semua sudah terjadi begitu saja. Mengutuk hati yang selalu menjadi pecundang dalam berbagai hal, memilih untuk diam padahal kita selalu tau bahwa akan tersiksa dengannya. Apa yang harus dilakukan? Menunggu saja hingga dungu?

       Kopi manis ini telah berubah menjadi pahit. Derajatnya turun drastis tak tersentuh, ampas yang tersisa telah memenuhi dasar cangkir putih didepan wajah pecundang nomer satu di dunia. Ah hanya mengutuk saja kerjanya. Tak bergerak barang selangkah. Diam terus diam hingga malam pun tak lagi temaram.
       Kali ini bisu meraja lela membuat mulut yang semestinya berbicara diam seketika. Bukan karena jatuh cinta. Karena dunia tak lagi berpihak padanya. Menutup jalur pernapasan secara paksa sempat terpikirkan, tapi apa daya seorang hamba yang takut masuk neraka. Padahal mereka yakin bahwa tak pantas menginjak surga. Biarkan semua terjadi begitu saja, mengikuti kehendak langit yang kadang cerah kadang mendung tak berujung. Semoga bisikan kepada bumi ini mampu didengar langit tanpa terbelit-belit.

Dibawah Tekanan

       Semua ini hanya tinggal perkara siapa yang paling bisa menyesuaikan diri dengan keadaan. Keadaan yang selalu saja menyerang membabi buta dari berbagai sisi, mereka yang baru terbangun dari mimpi tanpa persiapan dipagi hari, pasti sudah tertembak didada kiri, jika takdi belum mengatakan bahwa dia harus mati, dengan bahasa secara tidak langsung mengatakan bahwa kita harus tetap berdiri, hingga detak jantung benar benar berhenti.

       Keadaan buruk membuatmu kadang terpuruk, siapa saja tak bisa menghindarinya bahkan itu orang paling penting di negara sekalipun. Memang tak mudah menghadapinya seperti membalikkan telapak tangan. Tapi semua pasti terlewat, jalannya memang tak mudah, dan jauh. Tetaplah berlari dalam dirimu dan semua akan terlewati sebelum kau sadari.

       Ambillah air dari aliran yang tak berhenti entah sampai mana, basuh bagian tubuhmu yang seharusnya kau basuh. Tegaklah dan ucapkan kalimat sakral yang diajarkan sejak usia tujuh tahunan, berbisik lembut kepada bumi dan langit akan mendengarkan. Jika dikabulkan tak lain tak bukan yang kau inginkan adalah yang terbaik untuk kau dapatkan. Janji janji-Nya telah tertulis jelas di sebuah buku suci yang dimiliki manusia dengan agama paling indah yang pernah ada. Karena zat Yang Maha Esa itu akan mendengar setiap tangisanmu lalu memberikan yang terbaik untuk kehidupanmu. Percayalah, karena dari setiap pernyataan yang ada. Hanya ini yang tak ada setitikpun kebohongan didalamnya. Allah bersama kita yang mempercayai-Nya.

Monday, June 5, 2017

Adaptasi Waktu

      Kita analogikan saja seperti pindah rumah. Ketika perpindahan itu terjadi apakah sepenuhnya kamu melupakan rumahmu yang lama? Bahkan kamu pun lupa dimana letak dapurmu dirumah baru, karena membutuhkan waktu lebih banyak untuk beradaptasi. Apalagi jika kamu baru saja pindah beberapa hari bahkan beberapa bulan yang lalu.

       Semua hal tentang cinta bisa kita analogikan sebagai apa saja. Aku tak menyalahkan proses adaptasi yang mungkin membutuhkan waktu lebih lama, yaa mungkin memang sulit bagimu melupakan rumahmu yang dahulu. Bukan sekali dua kali aku mendapatimu lupa akan tata letak ruang yang berbeda dari biasanya kau rasa. Aku memahami itu, jika kau tanya aku marah. Tidak. Aku kecewa. Tidak. Berarti aku tidak sayang. Salah. Kamu salah, justru karena aku menyayangimu seutuhnya tanpa jeda, aku menerimanya. Menerima sebuah kenyataan bahwa kamu membutuhkan waktu lebih lama hanya untuk terbiasa.

       Setiap kali kita berbicara tentang dunia yang kita jejaki beberapa waktu lalu, atau para ilmuwan sepakat untuk menyebutnya masa lampau. Aku mengerti bahwa kamu adalah bagian dari orang orang yang tak mudah lupa, untuk sebuah cerita di masa itu. Dan aku, tak akan pernah berhenti untuk menunggu sebuah adaptasi hati yang akhirnya nanti menyadari bahwa tempatnya berlabuh bukan seperti beberapa waktu lalu. Dan aku, pastinya akan mempersiapkan tempat berlabuh paling terbaik yang pernah kau singgahi dulu. Dan aku harap, aku tempat terakhir yang kau singgahi.

Thursday, May 11, 2017

Dalam Duka

       Aku datang sebagai penantang jurang yang selalu membuatku ingin berjuang. Menetapkan diri sepantas mungkin untuk diliat dan ditatap rapat. Kecilkan sedikit saja pandang matamu kepadaku, lalu temukan hal yang paling berhaga untuk kau jaga. Aku memanglah bukan siapa siapa untuk kau sapa apalagi kau cinta. Aku mungkin hanya ribuan titik dalam hidupmu. Tak terlihat jika kau tak berniat sedikit saja untuk mencariku, seperti halnya kau melihat sel anemia bulan sabit dibawah binokular mikroskop. Apalah yang aku katakan ini, tak penting mungkin bagimu.

       Perkara hati yang selalu membara ketika mendengarkanmu berbicara barang sedetik saja. Hanya kata kata ini yang bisa membuatku untuk tetap mencinta dalam duka. Terlalu naif ingin memilikimu seutuhnya sedangkan ada hati lain yang sedang bersemayam dalam di relung hatimu. Maafkan aku untuk kali ini, untuk tetap mencintaimu walau hati terkadang tertegun ludah sendiri melihatmu bahagia dan bukan bersamaku.

         Salahkan aku yang terlalu dalam bersembunyi dalam diam. Tak berani berbicara sepatah dua patah kata apalagi tentang cinta. Tetaplah berada dijalurmu semestinya, jangan menengok kekanan kekiri bahkan kebelakang karena aku tak ingin ada kepedulianmu kepadaku barang secuil. Aku tak ingin kau selalu menjadi hantu dalam tidur tengah malamku, selalu saja dengan paras cantik senyummu menyapaku dalam tidur yang mungkin membuatku sedikit ngelantur tentang cinta yang tersusun rapi teratur untukmu. Semoga semua yang dulu ada hilang seketika. Karena aku mencintaimu dalam duka, bukan dalam suka.

Monday, May 8, 2017

Seribu Makna Seribu Cerita

       Seribu makna seribu cerita membuatku menjadi pria yang bahagia. Bahkan paling bahagia didunia. Aku berterima kasih kepada Tuhan karena menciptakanmu hampir mendekati sempurna. Menjadi bagian paling indah yang berhasil membuatku terpanah berulang kali tanpa jeda.

       Kau tercipta untuk membuatku bahagia, setiap hari tanpa berhenti. Tetaplah seperti ini adanya karena cinta yang ada semakin berevolusi hingga tak terhingga, dan kuharap kau tak mengurangkan kadar yang telah ada menjadi berkurang perlahan bahkan hilang tanpa sisa.

       Aku bukan penjelajah waktu yang bisa pergi ke masa depan hanya untuk memastikan kau tetap milikku hingga akhir perjalanan. Setidaknya aku bisa berharap dari detik ini hingga suatu saat nanti kau milikku dan tetap berada di hati pujangga yang selalu jatuh cinta ketika kau menatapku dalam sukma.

       Dan ketika baris tulisan ini tercipta hanya wajahmu yang terpampang jelas di dunia alam bawah sadar tengah malam menjelang tidur panjang hingga pagi datang. Aku berharap kau bisa membaca tulisan yang tak ada apa apanya ini dan mengabulkan permintaan yang selalu tersemat jauh didalam hati ini. Terima kasih telah bernegosiasi dengan Tuhan untuk bertemu denganku beberapa waktu lalu. Dan aku tak akan menyia nyiakan waktu yang telah berpihak padaku untuk jatuh cinta padamu. Terima kasih.

Sunday, May 7, 2017

Malam Dingin Tanpa Angin

       Apalah arti kepencundangan dengan diam yang membabi buta merajalela bebas berkuasa dalam diri. Jika dimasa depan kita bersama, salahkan aku yang tak berani berbicara padamu saat itu. Atau jika dengan aku menyapamu saat itu masa depan yang terjadi berubah karena aku melanggag aturan garis waktu. Ah entahlah tak ada yang tau masa depan seperti apa.

       Gerai rambut itu saat ketika aku melihatmu dari sisi kanan keadaan membuatku semakin ingin menatapmu dan tetap dalam diam. Entah bagimana menghilangkan kepecundangan ini sehingga kata kata yang tersendat ini terucap tanpa tersirat.

         Kita berada dalam dua kisah yang membuat kita terpisah tapi selalu bertemu dan bahkan bertegur sapa. Entah sudah berapa banyak kadar dalam satuan cinta yang tak bertuan ini. Aku hidup untukmu, entah apakah nanti aku mati bersamamu atau tanpamu.

        Dan biarlah aku dengan kepecundanganku ini menikmati setiap keindahan manusiawi yang menyerupai bidadari taman mimpi yang tersemat indah dalam dirimu wahai pujaan hati. Toh kadang cinta tak mesti bersama. Semoga kejernihan hati tanpa pretensi ini bisa kau baca lalu kau nikmati dalam malam dingin tanpa angin.

Thursday, May 4, 2017

Kepulan Penyesalan

       Kutarik sebatang tembakau yang masih utuh dalam kotaknya. Menyalakan api yang dengan indah menari nari diatas pemantik warna merah yang tinggal setengah. Terbakar lalu kuisap dalam dalam, memejamkan mata dan menghembuskan kepulan asap penyesalan tinggi keatas menuju awan.

       Apa yang salah dari mereka yang berani bertarung untuk hidup dan mati dengan angka angka yang mereka sendiri tidak tau berguna atau tidaknya di kehidupan selanjutnya, dan itu semua hanya untuk para pengaharap yang mengalihkan semuanya terlaksana dengan sang pemimpi, padahal para pemimpi sama sekali tak ingin melakukannya, tapi apa daya jika hidup masih dibawah pengawasan untuk masa depan.

        Salahkah jika aku ingin terus bersama benda mati yang dicintai beribu bahkan miliaran manusia dimuka bumi. Bertarung layaknya gladioator modern untuk sebuah kemenangan yang tak tertandingi kebahahiannya. Kata orang, hal itu tak menghasilkan apa apa. Coba buka matamu dan liat sekelilingmu apa yang terjadi jika aku melejit tinggi di sana.

       Aku tak pernah ingin dilahirkan disini, tak pernah ingin jadi apa aku nanti sebelum terlahir. Takdir yang membuatku disini, aku bersyukur. Terlahir ditempat yang kaya akan segalanya, budaya, harta, sumber daya. Aku bangga. Memang yang aku inginkan sangat minim disini. Coba kau tengok lagi, mereka yang terlahir disini mampu menunjukkan diri di dunia luar yang berhasil mengenal mereka. Apa aku tak pantas untuk menjadi mereka? Atau kalian takut kehilangan ku ketika aku jauh tinggi diatas nanti? Kalian salah. Aku tak sebrengsek itu.

       Aku tak menyesali apa yang terjadi saat ini. Tapi dengan apa yang terjadi waktu itu tentang keterlambatan dan penyesalan, aku ingin kalian mengabulkan permintaanku yang lain. Tetap dijalur yang kau inginkan dan finish yang kau mau, hanya saja aku ingin mengakhiri nya dengan cara yang berbeda. Aku ingin berlari kesana sini dengan hidup yang tak terisolasi. Jangan khawatir, tujuanku tetap untuk membahagiakanmu, dan biarkan aku dengan caraku.

Wednesday, May 3, 2017

Kesepakatan Hidup dan Mati

       Suatu malam datang seseorang dengan kibasan sayap putih menghampiri pecundang mimpi yang tidak bisa berdiri.
      "Apa yang kau keluhkan pecundang?" tanyanya dengan sayap masih berkibas kibas menggantung diudara
       "Apa yang aku inginkan tak pernah jadi kehidupan" jawabnya menengadahkan kepala keatas seperti pengemis
       "Apa yang kau inginkan?" kali ini terdengar sedikit lembut
       "Aku hanya ingin kembali kemasa lalu, disaat semua bisa kurubah menjadi lebih baik"
       "Kau tau jika kau kembali kau akan merusak garis waktu" Sayapnya tak berkibas lagi, turun menyentuh dasar permukaan lalu berjalan kearah pecundang
       "Sekali saja, kasih aku kesempatan dan tak akan kusia siakan" dan mereka berbicara satu garis lurus sejajar
       "Tidak bisa. Dan pula, apa yang membuatmu ingin kembali?" Tatapan itu bisa diartikan dengan mata pembunuh
       "Aku kehilangan orang orang yang peduli, orang orang yang bisa kuajak berbicara, dunia yang tak semestinya aku inginkan, dan kebahagiaan yang semakin jauh semakin hilang" kibasan itu kembali membentang
       "Kau terlambat. Mereka sudah pergi tanpa perduli kesengsaraan hatimu yang rapuh tertelan waktu." Dan makhluk bersayap itu berbalik seakan akan ingin pergi
       "Jika mengembalikan masa yang lalu mustahil, maka izinkan aku meminta satu hal lagi"
      "Apa?" tanyanya kepada pecundang dan tak menatapnya sama sekali
       "Aku ingin semua selesai dengan hidupku" Makhluk bersayap berbalik badan
       "Untuk apa?"
       "Aku hanya ingin sekedar mengetahui bagaimana mereka mengenangku ketika garis waktu tentangku terhapus. Apakah mereka menangis? Bersedih? Berduka? Atau" Belum sempat pecundang melanjutkan
        "Atau mereka bahagia? Gembira? Bersyukur karena beban hidup mereka telah tiada, dan menghadapi surga atau neraka. Bahkan mungkin mereka berharap kau didalam neraka untuk tersiksa selamanya" Mata putih itu berubah menjadi api merah, sayap yang berkibas berubah menjadi hitam pekat
        "Apakah permintaanku bisa kau penuhi?" Tanya pecundang
        "Bisa, dengan satu syarat, kita bikin sebuah kesepakatan" makhluk itu mendekat berjarak 10 senti dari mata pecundang
        "Apa?" Pecundang berbalik menantang
        "Kau tentukan 5 orang yang kau kenal di bumi, untuk kita liat perubahan mereka dalam tujuh hari setelah kematianmu"
       "Lalu?" Pecundang kembali bertanya
       "Jika 3 orang masih bersedih setelah tujuh hari kematianmu, kau akan kutempatkan ditempat paling layak di dunia akhir ini"
      "Jika tidak?" Dan pertanyaan bodoh terlontar
      "Kau akan tersiksa selama lamanya hingga akhir waktu yang tak ditentukan"
       Pecundang berpikir untuk itu, mempertaruhkan kehidupan keduanya dengan lima orang yang dia sendirinya tidak yakin akan menyelamatkan di jalan untuk kehidupan kedua. Dan dia tetap ingin untuk kematian itu dipercepat.
        "Cabutlah nyawaku malam ini, dan aku setuju dengan kesepakatan kita"
       Seketika dada sesak seakan akan tak berdetak. Oksigen yang menjalar melalui darah ke jantung terhambat tak mengalir. Nyeri dibagian kiri seakan akan hujaman pisau mesir kuno tertancap berulang kali tak terhitung lagi. Seketika semua bergerak hingga ubun ubun. Jeritan terakhir terdengar jelas oleh seisi rumah pertanda sang pecundang akan pergi. Dan setelah semua berakhir, pecundang baru menyadari dia pergi tanpa sempat permisi.

       Dan semua kembali dengan kesepakatan hidup dan mati.

Monday, April 24, 2017

Dalam Aksara

       Aku mencintaimu dalam aksara. Tanpa jeda. Tanpa sisa. Dan biarkan semua tetap seperti ini adanya, seperti manusia yang tak ingin pelangi cepat pergi meninggalkan bumi. Begitupun aku yang selalu ingin menghentikan waktu hanya sekedar untuk mendengarkanmu berbicara.

       Perjumpaan yang telah direncanakan mungkin sudah tertulis rapi di ujung waktu menuju kekalnya kehidupan abadi. Dan kita tetap bersama, sebilah kerinduan terus meletup letup, seperti kembang api ditengah langit malam hari.

       Tak ada hal lain yang ingin kukatakan kepada langit selain rasa syukur masih bisa melihat purnama yang sama walaupun di tempat yang berbeda. Karena angin bersedia membawa pesan cinta hanya untuk sekedar mengatakan kepadamu bahwa aku baik baik saja dan pastinya salam rindu dari hati yang tak ingin cinta ini cepat berlalu.

        Untuk kamu. Percayalah bahwa cinta yang pernah ada dan masih tersimpan hingga detik ini terus berlipat ganda, meregenerasikan dirinya sendiri agar cinta yang ada tetap utuh untukmu walau tak kau sentuh. Semua akan baik baik saja, karena cinta telah mengenal bentuk lain dari dirinya ketika masuk menjelma lalu bersatu.

Friday, April 21, 2017

Akhir Lini Masa

       Pernah kubilang padamu bahwa aku paling pantang jika larangan mampir menemui jiwa yang suka tenggelam ini. Apapun. Tanpa terkecuali.

      Tapi saat bersamamu, entah keangkuhan itu seketika sirna tak bersisa. Menjadikanmu prioritas pertama lalu menomersatukan setiap apa yang kau katakan padaku, walaupun dulu sebelum bertemu aku tak suka tentang itu.

       Terima kasih sudah membuatku lebih baik, ketika berada di titik paling bawah dan kau selalu ada untuk merubahnya menjadi sesuatu yang saat ini membuatku mengerti bahwa kau segalanya.

       Sudah kubilang aku mencintaimu tanpa koma, tanpa tapi. Jadi tetaplah jadi titik bagiku. Untuk satu yang nanti kita tuju bersama sama. Dan kini, aku milikmu. Tanpa pretensi, tanpa jeda, lalu kita tetap mengalir bersama menuju akhir lini masa.

Wednesday, April 19, 2017

Tanpa Tapi Tanpa Koma

       Alur cerita kita masih dalam rupa yang terlihat walau kasat mata. Masih dijalannya. Tapi apakah didepan nanti jalan yang ada akan berbelok kekanan atau kekiri? Aku harap aku bsa mengikutimu hingga akhir waktu.

        Sedalam lautan aku ingin mengungkapkan bahwa hanya kau yang membuatku untuk menjadikanmu sebagai satu tujuan. Kau mungkin bisa menaikkan sedikit garis sinergis lurus satu centi meter atau bahkan lebih ketika kau mendengar bahwa aku mencintaimu dalam aksara tanpa pretensi hati.

        Memang aku bukan seseorang yang mampu berlari kencang menjelajah waktu dan melihat garis masa depan untuk memastikan apakah kau benar milikku atau orang lain. Apakah kita harus tunduk terhadap takdir? Setahuku doa mampu membuatnya berubah, dan pastinya usaha harus menyertainya.

        Aku ingin tak ada keraguanmu bahkan nol koma sekian persen terhadap keinginanku untuk memilikimu seutuhnya di lain waktu. Sekerjap saja pejamkan matamu lalu lihatlah aku yang lain menunggumu di ujung waktu. Dan ketika keraguanmu mencapai titik puncak, aku akan menjemputmu, meminta izin kepada orang tuamu untuk sehidup semati. Lalu kita kunci rumah dalam dunia asmara yang telah kuceritakan untuk selamanya.

       Dan ketika izin dari mereka aku terima, kita berjalan berdampingan untuk kedepan lebih lama bahkan selamanya. Semoga kali ini bukan hanya waktu dan semesta yang berpihak padaku. Tapi Tuhan sang maha romantis merestui cerita kita yang fantastis. Aku mencintaimu titik. Tanpa tapi tanpa koma.

Monday, April 17, 2017

Semesta Berencana

      Apa yang sedang kamu pikirkan? Seketika aku ingin menulis ini untuk memberitahumu bahwa sudah sudah berapa banyak kata yang tersimpan rapih di kepala untuk kutuangkan semua menjadi cerita indah untuk kau baca.

       Sedang apa kau disana? Adakah serumpun detik membentak, menyisakan sedikit rasa untuk kita habiskan hari ini tanpa sia sia. Tenang rasa yang ada siap bergenerasi kembali ketika malam menutup cerita kita hari ini. Untuk kehabisan rasa yang ada aku kira tak perlu kau pikirkan, karena cinta yang bersemayam dalam di hati masih menuliskan namamu direlung waktu.

       Aku menunggu kejutan lain dari semesta untuk memberikan jalan terbuka agar aku bisa menemuimu disana. Entah kapan akupun tak tau, tapi ketika jalan yang ada sudah berhasil memenuhi isi kelopak mata, aku akan kesana. Aku bukan manusia yang penuh janji, tapi aku manusia sang pujangga cinta dan siap dengan resiko resiko yang diberikan jarak kepada kita.

       Tunggulah disana, dan sepertinya kita harus mempersiapkan bagaimana caranya kita berterima kasih kepada waktu (lagi) dan untuk kesekian kalinya aku sarankan kita mempersiapkan untuk nanti ketika dua mata yang penuh cinta ini bertemu lalu bertegur sapa secara nyata dengan rencana yang kita atur rapi tanpa melewatkan sedetikpun untuk saling diam menerkam cerita malam.

Sunday, April 9, 2017

Hingga Waktu Itu Tiba

       Wahai jarak wahai waktu. Mana janjimu? Yang akan berteman akrab denganku untuknya. Meminta untuk tetap menjaga hati yang bersama karenamu, dan kuharap kau menjaga apa yang telah kau leburkan menjadi satu.

        Untuk kamu yang saat ini beratus kilometer berada disana, aku minta maaf untuk hal ini. Berjuanglah denganku hingga waktu tak bisa memisahkan percakapan kita setiap malam.

         Sejatinya aku akan tetap mencintaimu dan perlahan jarak akan berhenti bertindak untuk air mata yang jatuh menyentuh bumi. Bertahanlah karena ini tak akan lama. Hingga waktunya tiba aku akan datang menjemputmu lalu bercerita bagaimana aku terus mengadu ditengah sendu malam minggu untuk hati yang selalu runtuh karena jarak dan waktu.

         Semoga kau pun begitu. Dan aku berharap semua akan baik baik saja hingga waktu yang kita tunggu tiba untuk bersama lalu kita bertemu diujung waktu yang entah kapan akan membatasi dunia kita. Aku menyayangimu karena yang Maha Romantis.

Friday, March 31, 2017

Kopi Malam Sabtu

      Jalan lenggang membuat mobil yang mempunyai hak milik berlalu lalang bebas tanpa penghalang, ada yang masih ingin bersitenggang dengan malam, dan ada yang ingin pulang lalu menempatkan diri paling nyenyak di kasur lalu tidur hingga ngelantur tanpa teratur.

       Wanita ini masih melahap sepotong roti dengan kopi disamping makanan yang sudah ia makan sepertinga bahkan setengah. Duduk dengan penuh anggun terkadang melontarkan senyumnya yang bikin laki laki ditempat ini melihatnya, aku tak terkecuali. Dan memang dasarnya aku miliknya, bukan orang lain.

       Terima kasih waktu, untuk pertemuan yang telah di impikan sejak lama. Aku memang tak tau bagaimana caranya harus berterima kasih kepadamu. Tapi kau jangan khawatir. Aku akan memperlakukanmu bak raja dalam dunia cerita lama. Menghargai setiap detik yang kau berikan ketika aku bersamanya.

       Aku masih duduk disini, didepan gadis pujaan hati sang pujangga senja hari. Dan hari ini pun berlalu, malam datang tanpa kita sadari lalu akan pergi sebentar lagi berganti hari. Untuk hati yang sebentar lagi akan bertemu dengan jarak. Bertemanlah dengan satu kata ini. Dan kita akan mendapat restu semesta untuk tetap bersama. Jika kau tidak bisa, aku yang akan mengajarkannya, untuk tetap satu frekuensi bersama waktu, hingga kita bertemu lalu bersatu dengan ucapan yang ditunggu untuk bait cinta dengan "saya terima nikahnya" semoga cinta dan cita cita untuk bersama didengar waktu dan dikabulkan semesta. Agar cinta yang akan tersiksa oleh jarak nanti tetap utuh tanpa pernah luruh.

Thursday, March 30, 2017

Antara Waktu Dan Semesta

       Hitam menghilang dari kelamnya malam tanpa bulan dan bintang yang temaram. Berpihak padaku untuk waktu yang terus berjanji tanpa henti mempertemukan dua hati yang ingin mengikat janji sehidup semati.

       Kau dan aku, mari kita berterima kasih kepada waktu, yang telah mengabulkan doamu bahkan juga doaku, untuk bertemu, mengatakan "hai" tanpa melalui digital layar kaca untuk pertemuan semu tapi nyata, lalu menatap matamu dan berharap waktu yang ada tak cepat berlalu.

       Aku tak akan meminta banyak hal lagi padamu waktu. Tak lagi banyak menuntut untuk ikut menderita karena jarak yang semraut tak menentu. Bisakah kita untuk jadi satu frekuensi? Untuk hati yang sejak beberapa jam lalu berharap penderitaan karena jarak ini cepat memisahkan dirinya dari cinta yang ada.

       Semoga pertemuan ini bukan pertama dan menyentuh garis akhir. Karena aku sangat ingin mengulang untuk menatap matamu lebih dalam dari lautan. Ingin terbang tinggi menembus langit hanya untuk merasakan cinta yang sedang bersemi diantara kita. Semoga waktu tetap terus berpihak pada kita dan semesta.

Sunday, March 26, 2017

Sendu Malam Minggu

       Maaf kalo memang selaras hati tak bisa membuat kita menjadi satu frekuensi. Entah apa maksudmu untuk pergi menjauh, iyaa aku tau hatimu sudah menjadi satu dengan hati lain diujung waktu.

       Tapi apakah salah jika aku tetap mengagumimu? Jika emang ini salah dan semua prasangka cinta harus musnah, akan kuhilangkan perlahan lahan walau kadangkala aku tak tahan melepaskan cinta yang telah lama tersemat dalam mengisi jiwa.

       Sekali lagi, maafkan aku untuk yang kesekian kali, mungkin telah merusak cinta yang tercipta untukku, atau aku hanya ber ilusi fantasi. Tapi tak apa, ada tidaknya cinta darimu untukku aku tak perduli. Yang penting, saat ini kau tau cinta yang telah lama kupendam ini masih ada untukmu.

       Tak perlu kau balas itu, karena hanya mencintaimu dari jauh saja, aku bahagia. Terimakasih untuk pernah ada dan sempat singgah. Jika nanti hati lain itu membuatmu kecewa, mampirlah kesini dan akan kutampung semua air mata yang tumpah dari mata seorang hawa yang kudamba sejak lama.

       Dan ketika nanti jika waktu berpihak padaku, untuk menyimpanmu erat dalam pekat merah muda dunia, akan kujaga hingga suatu hari nanti, hingga waktu tak mengizinkan ku lagi untuk memelukmu dalam sendu malam minggu.

Saturday, March 25, 2017

Tolong Aku Semesta

       Lalu apa yang ada setelah mimpi menjelang jam tiga pagi terenggut habis tanpa sisa? Mimpi saja? Atau hanya fiksi belaka?

       Persetan dengan cerita dunia yang katanya tak jadi apa apa jika aku memilih untuk melangkah kesana. Hijau bertiup angin dari mata timur menuju barat. Melambungkan sebundar plastik berisi udara bebas di lapangan luas. Kau kuras habis semua cerita yang kutuliskan bahkan sebelum aku mengenal yang kau sebut mimpi.

       Tirus hati yang kau ciptakan sedemikian rupa cukup bisa membuat jiwa ini berhenti untuk hidup walau raga yang masih bisa berjalan ini terus melangkah walau redup.

       Sedemikian indah cerita dalam malam ini terpampang jelas dimuka jelata jiwa yang ingin itu menjadi nyata. Dengarlah langit dan semesta, untuk sebuah angan yang dahulu tinggal sehasta untuk berubah menjadi nyata. Tak kasihan kah kau denganku yang telah terpuruk tertelan waktu yang semakin hari semakin melahap habis detik demi detik yang terdengar jelas di telinga.

       Jika memang tak jalannya untuk ku melangkah. Jangan kau buka lagi gambaran indah yang pernah kujamah. Kelamkan. Pekatkan. Hitamkan dunia itu dari pandang bola mata. Hingga aku terus berjalan tanpa melihat kekanan. Hingga aku lupa, bahwa cerita indah ini hanya mimpiku didalam mimpi tengah malam.

Tuesday, March 21, 2017

Aku Tetap Bersamamu

      Pekat hilang dalam sekat antara perbedaan jarak yang tak bergerak. Terus menyayat titik cinta paling tinggi yang kita rasakan saat ini. Benarkah jika aku terus berharap untuk sekedar bertatap muka denganmu? Pernah merasakan cinta tanpa ada wujudnya? Ya, aku pernah. Jangan takut untuk perbedaan yang saat ini menjadi setan untuk hubungan kita yang dia inginkan selesai ditengah jalan bahkan sebelum kita bergandeng tangan. Tenang saja, aku ajarkan kau bagaimana caranya, agar cinta yang ada diantara kita tak tertahan oleh sekat pekat yang diciptakan jarak tanpa pretensi.

       Cukup sekedar bertegur sapa setiap fajar menjelang senja dan ketemu fajar lagi setiap hari bisa membuat hati kita untuk tetap satu frekuensi menuju keindahan cinta yang hakiki. Atau bahkan, aku akan mengunjungimu kapan aku mau bahkan sebaliknya, karena jantung pun butuh kejutan spesial dari hati yang jaraknya ratusan kilometer dari tempat dia berdiri saat ini.

       Sekarang, aku bahagia. Mendapatkanmu walaupun belum seutuhnya sempurna. Seperti kisah adam hawa yang dipertemukan kembali ketika jarak turut serta dalam kisah merah muda sepasang insan manusia. Yaa, kita tak beda dari cerita yang melegenda itu, hanya saja cerita itu kita lalui di era modern dan serba canggih ini. Jadi jangan takut untuk jarak yang kita pikir berkuasa diatas segalanya. Aku bersamamu, kita akan melewati waktu yang kita takutkan sebelum kita bersama karena sebuah ikatan. Ketika jarak telah kita taklukkan, tak ada penjelasan apapun yang bisa memecahkan teori kebahagiaan antara kita yang bersatu setelah jarak bisa kita hadapi bersama waktu.

       Bersabarlah untuk waktu yang kita tunggu. Aku tetap bersamamu.

Sunday, March 19, 2017

Terima Kasih

      Kali ini akan kuhilangkan pekat yang telah lama tersemat didalam dada para penjerat cinta. Aku tak terkecuali.

      Terima kasih untuk kejujuran hati untuk perasaan yang tertuju untukku. Kali ini akhirnya aku menyeringai lebar merasakan dunia merah muda kembali merekah menghiasi dunia yang sejak dulu tak ada apa apanya.

       Sedikit berbicara padamu untuk hati yang saat ini secara tidak langsung telah kau miliki. Walaupun belum ada tanya jawab antara dua hati yang saat ini menuju puncak asmara jingga ditengah senja.

       Terima kasih aku ucapkan tentang rasa yang ada lalu hilang perlahan dan kini kembali hadir untuk mencapai puncak bersama. Sampai jumpa untuk hari yang sejak pertama namamu kukenal sudah kita idamkan untuk sebuah perjumpaan. Dan aku harap sebuah tanya yang kulontarkan kepadamu bisa kau jawab dengan bijak agar aku mengerti apakah aku pantas memilikimu. Jangan khawatir untuk jarak yang kau takutkan. Bersamamu jarak akan kubuat jinak, agar kau dan aku bisa bertemu lalu bersatu.

      Tuhan pasti mendengar doaku saat ini.
       Sekali lagi terima kasih.

Friday, March 17, 2017

Aku Menunggu

       Ah entahlah, akunya yang terlalu bodoh atau kau yang terlalu pintar bermain peran. Tanpa berbicara lagi kurasa kau tau apa yang ada dan ingin kubicarakan padamu setiap malam kita berjumpa, walau sekedar terlihat dan tak bisa kusentuh.

       Tak harus ku ulangi lagi kan, bagaimana fisiologi cinta bekerja dalam dunia merah muda antara kita berdua. Terlalu yakin untuk mengatakan bahwa aku milikmu, tapi terlalu lemah dan terlihat hina jika aku mengatakan memang kau bukan milikku.

       Untuk sekali ini saja, aku memohon dengan sangat tanpa merusak cinta yang tersemat erat didalam hati kita masing masing, walaupun belum bertemu apalagi berdamping. Dengarlah suara hati yang mungkin bisa saja mati karena tak kau sentuh sama sekali. Sekedar menjawab saja, jika kau tak suka maka biarkan aku pergi tanpa kata kata.

       Dan jika kau ingin aku tetap tinggal, biarkan cinta ini terus ada tanpa terpenggal penggal dengan jarak yang yang kau takuti hanya sekedar untuk berbagi kasih kepadaku agar dua hati ini menjadi satu.

       Aku menunggu jawabanmu, saat ini hingga suatu hari nanti sampai cinta yang telah lama dan berlipat ganda ini tertatih untuk menanti hingga mati.

Tuesday, March 7, 2017

Bukan Omong Kosong

       Aku harus bagaimana lagi mengartikan bahasa cinta darimu? Entah apakah aku yang terlalu mengambil sisi serius dari setiap rasa yang aku rasakan kepadamu, atau hanya pembicaraan kita yang terlalu sering dan aku tanggapi selalu dengan paras serius.

       Tidak ada yang lebih indah dari matahari yang malu dan lesap dalam tatap nanar matamu. Jujur aku terlalu bodoh memang untuk terus sekedar kau berharap bahwa kau juga mencintaiku.

       Jika memang rasa ini tak boleh ada, mengapa harus ada bahasa cinta diantara kita. Mengapa selalu ada "aku sayang kamu" dan ucapan "selamat malam" disetiap kita mengakhiri percakapan kita hari ini.

       Boleh kau tak percaya aku ada, boleh kau tak percaya bahwa semua omongan ku hanya tipuan belaka. Tapi yang aku inginkan agar kau tau. Bahwa aku ada, dan bukan omong kosong belaka.

Tuesday, February 28, 2017

Bagian Dari Rencana

       Rencana apa yang dipersiapkan Tuhan untuk cerita yang sejak awal tertulis jelas untukku. Aku hanya bagian kecil dari cerita yang kau tulis sejak dulu, wajar saja tidak terlihat, aku sadar.

       Kenapa hanya aku saja yang tak terlihat olehmu,  harus seberapa besar lgi usaha hati untuk menyadarkanmu bahwa aku ada. Sulit memang tapi sudah kukatakan aku suka berjuang.

       Sampai detik ini aku masih berharap atas cinta yang ada untuk kau balas, seperti halnya hujan dan pelangi yang selalu hadir berdampingan walaupun tidak bersamaan. Dan kini aku menunggu pelangi itu untuk hadir, walau lama tak masalah karena waktu tau kapan ia harus bertanggung jawab atas pertemuan antara kau dan aku.

Sunday, February 26, 2017

Setidaknya

       Jika kau tanya kenapa aku sampai detik ini masih terus mencintaimu. Jawabannya karena aku suka berjuang. Walaupun terkadang sulit,  memperjuangkanmu adalah kebahagiaan tersendiri bagiku. Entah kenapa.

       Ada yang beku? Bibir
       Ada yang berdegup lebih cepat ketika mendengarkanmu berbicara? Jantung
       Ada yang berdesir hebat? Darah
       Ada yang jatuh cinta padamu? Aku.

       Ini adalah tulisanku yang kesekian kalinya yang saat kutulis kau yang aku bayangkan, ah tak penting bagimu. Dan sampai saat ini aku masih menunggu perjanjianku dengan waktu untuk memberitahumu.

       Biarkan aku dengan kebahagiaan ku saat ini, jika nanti memang sebuah penolakan yang aku dapat dengan lapang dada aku terima keputusanmu. Setidaknya kau tau bahwa kamu pernah memperjuangkanmu.

Friday, February 24, 2017

Cinta Tanpa Kebohongan

       Mungkin bagimu ini hanyalah bualan atau omong kosong belaka. Hanya sekedar ucapan agar kau bahagia sesaat. Aku harus apa? Untuk mengatakan aku mencintaimu saja aku tak bisa.  Apalagi meyakinkanmu untuk hal itu.

       Ah lelah terlalu berharap pada waktu agar secepat mungkin menyadarkanmu. Bahwa cinta yang ada semakin hari semakin besar. Biasa saja mungkin menurutmu. Tapi asal kau tau,  sebelum aku mati sesaat ketika malam, wajahmu yang paling akhir kulihat dalam bayang pikiran. Tapi sayangnya kau tak pernah tau itu.

       Berapa lama lagi aku harus menunggu? Untuk pertemuan pertama antara kau dan aku. Jujur, aku tak pernah percaya cinta pada pandangan pertama. Karena sebelum bertemu saja aku sudah jatuh cinta kepadamu.

       Entah apalagi yang akan kau katakan setelah membaca ini, berlebihan? Memang. Aku terlalu berlebihan berharap padamu, berharap agar pesan merah muda ini tersampaikan ditelingamu dan tersimpan manis didalam hatimu.

       Asal kau tau, hingga baris tulisanku saat ini,  dan hingga detik ini masih berjalan. Aku masih berharap untuk kau tau rasa ini,  tanpa kebohongan.

Wednesday, February 22, 2017

Senja Jingga

       Mau aku kamu ada. Tapi apa daya manusia biasa yang cuma bisa mencinta dalam diam tanpa kau ketahui bahwa aku ada. Jadilah aku seperti buih dilautan yang terus ditemukan dipinggir pantai,  terabaikan dan akan kembali kelautan.

       Aku masih disini untukmu,  masih menatapmu dalam diam. Mungkin kau sadar bahwa aku ada,  tapi untuk rasa yang ada dihatiku,  kau tau? Ku berharap kau tau.

       Ah entahlah,  terlalu besar harapan yang kupertaruhkan untukmu. Hanya sekedar kau sadar bahwa rasa ini ada saja aku pesimis. Untuk tingkat yang lain? Aku tak berani berharap. Harus berapa lama lagi untuk menunggumu sadar aku tak tau yang jelas aku hanya ditugaskan untuk menunggu.

       Kau bertanya kenapa tak ku ungkapkan saja kepadamu? Aku tak berani. Jujur sampai baris tulisan aku yang kesekian ini aku masih tak berani untuk mengatakannya padamu. Dan biarlah senja menyelesaikan tugasnya sebelum malam untuk menyadarkanmu bahwa dibumi bagian tenggara,  arah angin selatan pulau sumatera, ada seseorang yang diam diam ingin kau tau bahwa rasa yang dia pendam begitu besar untukmu. Semoga kali ini senja berpihak padaku.

Tuesday, February 14, 2017

Kebohongan Waktu

       Kali ini waktu benar benar tidak sepihak padaku. Entah apa alasannya membatalkan pertemuan yang telah kita susun jauh sebelum hari itu terjadi. Tapi apaboleh buat, sosok gaib itu belum mengizinkanku menemuimu esok pagi.

      Aku tak tau perjanjian apalagi yang akan diberikan waktu untuk rancangan pertemuan kita selanjutnya. Dan aku harap ini bukan kebohongan keduanya setelah hari ini. Jika memang saja merindukanmu adalah sebuah aktivitas yang bisa membuahkan uang. Aku pasti telah menjadi orang paling kaya sedunia. Lalu akan aku bayar orang orang jenius didunia untuk membuat mesin waktu. Berapapun mereka meminta bayaran aku tak perduli. Karena bertemu denganmu lebih mahal dari apapun. Ah sudahlah, aku terlalu berlebihan.

       Aku pasti menunggu janji waktu kepadaku untuk pertemuan selanjutnya. Dan aku akan selalu berdoa kepada sang pencipta waktu untuk bertanggung jawab atas kebohongan waktu hari ini. Semoga saja Tuhan mengabulkan rentetan doa doaku kepada-Nya untuk sebuah pertemuan.

       Semoga waktu menepati janjinya kali ini.

Thursday, February 9, 2017

Orang Asing

       Hai orang asing. Setelah sekian lama tak bertemu hingga-hingga rasa kenalku kepadamu telah berkurang dan hampir hilang. Apa kabar?  Baik baik saja kan? Bagaimana tentang rasa yang dulu ada?  Masih kau simpan?  Aku malah berharap kau berhasil membuatnya jatuh tenggelam dalam kegelapan masa lalu,  aku masih dalam titik dimana ketika waktu berada diantara kau pergi dan akupun harus pergi.

       Satu persatu dua pasang derap kaki saling beradu membunyikan suaranya walaupun perlahan dan kadang diantara kita masih saja memutarkan kepala sekedar hanya ingin mendengar panggilan agar salah satu dari kita tidak pergi lebih jauh lagi. Dan bodohnya kita memilih untuk tetap diam dan menunggu satu sama lain.

     Bayangmu masih jelas diujung sana, masih ada cinta yang melekat erat dalam jiwa kita dan alam semestapun ikut berbisik bisik tentang perpisahan yang kita ciptakan, pernah aku berpikir untuk pergi berbalik lalu berlari menujumu, tapi apa boleh buat.

       Aku tidak bisa selamanya seperti itu, karena telah dunia ketahui bahwa kehidupan akan selalu erat dengan perpisahan dan perpindahan.

       Untukmu,  tetaplah menjadi asing dalam hidupku hingga aku lupa bahwa aku pernah berada didunia khayal kita.

Saturday, February 4, 2017

Perjanjian Waktu

      Apalah yang berharga dari mendengarkanmu berbicara walaupun apa yang kau bicarakan itu tak sepenuhnya menarik perhatianku. Bukan soal pembicaraannya yang mendapat perhatianku,  tapi dirimu. Sayangnya angin  tak bisa berbicara untuk menyampaikan apa yang aku bicarakan kepadanya saat malam yang ditemani hujan.

      Maafkan aku, pengecut memang. Hanya berani berbicara denganmu melalui tatap mata antara aku dan layar digital yang kugenggam saat ini. Lagi lagi persoalan jarak yang membuat cerita yang kurangkai harus tertahan disini,  entah sampai kapan dan aku harap kau tak menghancurkan rentetan puisi yang kutulis untukmu karena sebuah penolakan.

      Tapi tak apa,  karena aku mengerti akan keadaan yang tak akan pernah bisa untuk dipaksa sesuai keinginan hati manusia. Biarlah dalam diam dan perbedaan jarak ini perlahan luluh oleh keteguhan cintaku kepadamu. Tak perlu kau tau tentang ini sekarang. Karena aku dan waktu telah bersepakat untuk memberitahumu nanti. Sekarang izinkan aku untuk tetap menjadi darah dalam nadimu,  yang tak kau rasa dan diam diam menghidupi.