Saturday, June 17, 2017

Pecundang Kelas Dunia

       Apa yang bisa kita keluhkan dengan keadaan yang ada sekarang. Toh semua sudah terjadi begitu saja. Mengutuk hati yang selalu menjadi pecundang dalam berbagai hal, memilih untuk diam padahal kita selalu tau bahwa akan tersiksa dengannya. Apa yang harus dilakukan? Menunggu saja hingga dungu?

       Kopi manis ini telah berubah menjadi pahit. Derajatnya turun drastis tak tersentuh, ampas yang tersisa telah memenuhi dasar cangkir putih didepan wajah pecundang nomer satu di dunia. Ah hanya mengutuk saja kerjanya. Tak bergerak barang selangkah. Diam terus diam hingga malam pun tak lagi temaram.
       Kali ini bisu meraja lela membuat mulut yang semestinya berbicara diam seketika. Bukan karena jatuh cinta. Karena dunia tak lagi berpihak padanya. Menutup jalur pernapasan secara paksa sempat terpikirkan, tapi apa daya seorang hamba yang takut masuk neraka. Padahal mereka yakin bahwa tak pantas menginjak surga. Biarkan semua terjadi begitu saja, mengikuti kehendak langit yang kadang cerah kadang mendung tak berujung. Semoga bisikan kepada bumi ini mampu didengar langit tanpa terbelit-belit.

No comments:

Post a Comment