Saturday, November 1, 2014

Sangkar Cinta

Tak bisa menyalahkan siapa siapa. Tak ada yang salah. Mungkin memang sang waktu yang tak lagi berpihak padaku. Untuk saat ini. Mungkin ini jalan terbaik yang kau ambil. Bagimu.

Awan. Bulan. Bintang. Hitam. Bisu. Tak memberikan alasan yang pasti. Mengapa.

Kali ini aku yang harus mengalah, tetap membelakangi. Terbanglah sesuka hatimu hingga kau menemukan sangkar terbaik untuk kau tempati, sementara atau selamanya.

Hanya diam yang bisa dilakukan, dan aku tau kau mungkin akan berjalan jauh, entah berapa lama itu terjadi aku tak tau. Hanya berharap kabar baik datang kepadaku, dari matahari yang selalu menangkap bayang hitam. Entah semakin memanjang pertanda kau semakin jauh berjalan atau tetap disana.

Mungkin sangkarku tak begitu indah untuk kau hinggapi sekarang, butuh waktu memang membawamu kesini untuk tinggal selamanya, dan kepercayaan berperan didalamnya. Untuk sekarang, silahkan kau terbang sesuka hatimu, dan ketika waktunya tiba aku juga akan terbang mencarimu, menelusuri luasnya samudera biru diatas awan. Berharap kau masih terbang disana dan belum menemukan sangkar lainnya, lalu membawamu kembali ke istanaku yang entah berapa lama telah aku perbaiki sedemikian rupa hingga sempurna. Mungkin menurutmu ini biasa saja, sama seperti sangkar sangkar yang ingin kau hinggapi tetapi kau memilih untuk tetap ingin menikmati udara bebas di langit luas. Dengarlah, aku tau aku tak sempurna, tapi pasti ada sesuatu didalam diriku yang sangat indah.


Thursday, October 30, 2014

Mengertilah

Pernahkah kau tau kenapa aku selalu diam ketika kau berbicara dan hanya mendengarkan? Tidak pernah.  Suaramu yang selalu ingin kudengar ketika kau berbicara kata demi kata menjadi sebuah kalimat dan aku selalu berusaha untuk mengulang waktu yang telah terlewat beberapa detik tadi hanya untuk kembali mendengarkan kau berbicara.

Senyummu selalu berhasil membuatku lumpuh tanpa daya, membuatku selalu merasa terbang di ruang kosong langit biru dan gumpalan awan lembut di udara luas. Entah kenapa setiap kita berbicara aku tak pernah bisa berhasil menaklukan kelemahanku untuk selalu menatap matamu. Aku tak bisa
.
Aku jatuh cinta sepertinya, dan kau orang yang berhasil membuatku terbang tinggi ke dalam aksara, disana aku bisa gila. Gila jatuh cinta. Menunggu malam berganti pagi hanya untuk sekedar bertemu denganmu, tapi aku tau jarak kembali berperan didalamnya. Tak bisa.


Andai saja aku tak gagu ketika mendengarkanmu berbicara tanpa harus terfokus pada detak jantung yang tiba-tiba menjadi lebih cepat seketika dan aliran darah semakin lebih deras menyebar keseluruh bagian tubuh. Mengertilah. Aku jatuh cinta.

Thursday, October 2, 2014

Hitam


Aku adalah salah satu orang yang menyukai “hitam” meskipun tidak termasuk kedalam 7 warna istimewa pelangi, “hitam” selalu menghiasi malam bersama banyaknya jenis jenis auriga, kejora, sirius dan bintang lainnya. Purnama tak terkecuali.

Banyak warna yang sangat istimewa di dimensi kehidupan, 7 warna istimewa pelangi, aurora dilangit biru kutub utara, “hitam” bukanlah bagian dari warna tapi entah mengapa aku dibuatnya gila jatuh cinta.

Aku menyukai “hitam” bukan karna aku menyukai kegelapan, tapi dengan “hitam” kita bisa lihat indahnya langit malam, tanpa “hitam” kau tak akan bisa merasakan sunyinya kegelapan,  dan tanpa “hitam” aku tak akan pernah jatuh cinta saat menatap bola matamu.

Tuesday, September 2, 2014

Kejujuran Hati

Kali ini aku yang kalah menyerah sebelum maju terlebih dahulu, ibarat disebuah peperangan kau itu adalah “benteng” yang sulit untuk ditaklukan dan saat ini ada seseorang yang menjaganya maka aku putuskan untuk mundur. Bukan karna aku menyerah lalu lari mencari benteng lain untuk aku taklukan, tapi kau harus tau aku pergi untuk lebih mempersiapkan diri dan menunggu seseorang yang menjagamu pergi, butuh waktu yang lama mungkin tapi aku akan tetap menunggu.

Aku menyadari tak mungkin, karena matahari yang kudambakan terlalu silau, jadi aku akan berpura-pura untuk tidak menyukaimu dan akupun akan bersikap dingin, aku hanya bisa memandang dari kejauhan dan cinta tak terbalaskan, suatu hari mungkinarah angin akan berubah hingga kebetulan kau melihatku, di tempat ini sebuah keajaiban datang, dengan munculnya pelangi.


Sebuah perbedaan yang menjadi masalahnya sekarang, perbedaan yang terjadi sejak awal kau dilahirkan mungkin bisa kau bilang sebuah takdir. Jangan berpikir aku akan menyerah, karna rasa ini masih sangat besar untukmu, entah sampai kapan rasa ini masih bertahan, berlalu dengan cepat atau rasa ini akan terus berkembang, selagi kau benar benar belum ditaklukan aku akan tetap berjuang dalam diam, karna rasa yang ada bukan halusinasi atau cerita fiksi, ini adalah kejujuran hati.

Saturday, July 5, 2014

Bersyukurlah

Ketika semua orang menjatuhkan kita, disaat itu juga Allah selalu mengangkat kita. Disaat semua orang menjauh dari kita, disaat itu juga Allah berada sangat dekat dengan kita. Disaat semua orang mengkhianati kita, ketahauilah disaat itu juga Allah selalu bersama kita, bukan hanya disaat kita sedih, susah, ataupun gelisah, tapi Allah selalu ada didekat kita bahkan lebih dekat dari urat nadi kita. Berdoalah ketika kita ingin meminta sesuatu kepadanya, bukan berteriak kencang karna Allah tak pernah memberikan kita kenikmatan, sadarlah bahwa kita bisa melihat adalah anugrah Allah yang diberikan kepada kita, kita bisa mendengar, kita bisa merasakan udara yang selalu ada tanpa kita harus mengeluarkan sepersen rupiah pun seperti orang orang yang menderita dan harus membayar untuk sekedar bernapas dengan satu tabung oksigen, bersyukurlah disaat kita susah, bukan hanya disaat kita sedang berbahagia karna saat kita bersyukur Allah akan menambah nikmat kita. Bersujudlah ketika kita masih mampu untuk bersujud, pernahkah kita sadar ketika seseorang yang tak bisa untuk sekedar bersujud saja karna ia terbaring di rumah sakit? Lihatlah diri kita yang masih bisa bergerak, berjalan ataupun berlari, tak bisakah kita untuk bersujud menyembah Allah yang masih memberi kita nikmat yang tak pernah bisa kita hitung?  Bergeraklah dengan gerakan yang sudah Allah tentukan dalam sholat, kita sudah banyak meminta kepada Allah, setidaknya hanya sholat lima waktu yang Allah inginkan terhadap kita, apakah kita tau betapa menderitanya orang orang sebelum kita yang ingin menatap dunia lagi hanya sekedar untuk melaksanakan sholat? Apa yang akan kita jawab nanti ketika pertanyaan itu ditujukan kepada kita? Inilah kesempatan kita, bersyukurlah disaat begitu banyak manusia dimuka bumi yang lahir didunia dan diantaranya kita terlahir sebagai umat islam, bersyukurlah ketika kita masih bisa berdiri tegap disaat beberapa orang terbaring lemas di bagian dunia lain, bersyukurlah saat tidur malam kita tak diiringi dengan ledakan bom ataupun tembakan roket pesawat jet di langit malam Gaza, bersyukurlah ketika kita sedang bersenang senang menunggu waktu berbuka dan kita tau disana mereka harus menghadapi kematian secara bergantian yang sedang dihadapi umat Rasulullah di bagian Palestina. Berpikirlah sebagai manusia dewasa untuk kehidupan kita yang lebih mulia dimasa depan, Allah maha pengampun, memintalah kepada Allah untuk diampuni dosa dosa yang tak kita ketahui berapa banyaknya, seakan akan kita sebagai manusia paling hina didunia ketika kita berdoa dihadapan Allah. Sesama manusia sudah sewajarnya untuk saling mengingatkan, renungkanlah untuk kehidupan kita yang entah berapa banyak dosanya, berdoalah sebanyak mungkin karna Allah mendengar doa doa kita, Amiinn...

Wednesday, July 2, 2014

Sebuah Kepercayaan


Setiap manusia pasti memiliki kehidupan yang tak ingin diketahui banyak orang, rahasia kehidupannya yang hanya dia yang tau, sebuah kisah di masa lalu, sebuah rencana dimasa depan. Setiap manusia memiliki kepercayaan, bukan hanya aku dan kau. Terkadang setiap orang pasti ingin menembus jiwa seseorang untuk dia ketahui cerita cerita yang dia anggap usang dan tak pantas untuk dibuka kembali. Beberapa kali dia mencoba untuk percaya kepada orang orang yang ingin membuka lembaran itu, tapi setiap kali dia mengizinkan seseorang itu masuk, setiap kali itu juga dia terkhianati, kali ini dia mencoba untuk memberbaiki ruangan yang beberapa kali tekhianati itu, masuk tanpa diketahui dan pergi sesuka hati. 
Ruangan itu sangat rapi, tertata sesuai tempatnya masing masing, walaupun ada sedikit goresan disana sini dan itu tak pernah bisa ia hilangkan olehnya sendiri, butuh seseorang untuk menghilangkan goresan itu, tetapi ketika ada seseorang yang berjanji akan membantunya dan dia percaya saat itu juga seseorang itu berkhianat malah menambah goresan itu semakin banyak, dia tetap sabar menunggu seseorang yang benar benar bisa menepatkan janjinya dengan perbuatan, bukan hanya sekedar omong kosong ataupun bualan belaka. 
Ada seseorang yang ingin masuk lalu bertanya kepadanya “apakah aku dipersilahkan untuk masuk?” dia menjawab “ruangan ini tak sebagus saat pertama kali aku membuatnya, banyak goresan disana sini yang dibuat oleh orang orang yang hanya bisa berjanji tapi tak pernah bisa untuk ditepati, apakah kau seseorang yang berbeda atau kau sama dengan orang orang sebelum engkau?” seseorang itu menjawab “aku bukan hanya bisa berjanji tetapi aku juga bukan seseorang yang selalu menepati janji. Percayalah, dari sekian banyak ruangan hanya milikmu yang menarik perhatianku” dia menjawab “dengarlah, semua orang sebelum kau juga mengatakan demikian, tetapi ketika masuk dia hanya menikmati itu sesaat, ketika dia menatap keluar jendela dan ada ruangan yang lebih bagus disana, dia pergi tanpa aku ketahui” seseorang itu membantah “mungkin dia bosan dengan ruanganmu, kau harus selalu merubah suasananya, dan mungkin dia menemukan ruangan yang lebih baik diluar sana” dia tersenyum lalu menjawab “banyak ruangan diluar sana yang lebih baik dari ruanganku, lalu kamu menjadi ragu untuk memasukinya? Kamu pikir kamu bisa mendapatkan yang lebih baik? Apakah kamu lupa, banyak orang yang lebih baik darimu untuk masuk kedalam ruanganku tetapi aku memilihmu” seseorang itu berkata “aku akan masuk kedalam ruanganmu, hanya ingin membantumu untuk memperbaiki goresan itu, agar kelak ketika seseorang yang lain datang dia akan merasa nyaman tanpa goresan itu dan akan menetap disana selama yang kau mau, setelah semuanya beres aku akan pergi untuk mencari waktu yang tepat agar aku bisa kembali lagi keruanganmu, kuharap ruangan ini terkunci rapat sampai aku datang nanti, karna aku tak ingin ketika aku masuk kembali ada goresan walaupun itu setitik tinta hitam”. 
Ruangan itu kembali indah, tanpa goresan sedikitpun, dan seseorang itu berkata “kuharap kau percaya padaku, entah berapa banyak orang yang akan datang kepadamu untuk masuk kedalam sana, dan kuharap kau tak akan membiarkannya masuk” dia menjawab “ apa yang akan kau lakukan agar perkataanmu bisa kupegang?” seseorang itu menjawab “ berapa harga kepercayaanmu? Akan kubeli dengan apapun yang kau mau” dia menjawab kembali “ tidak perlu harga untuk sebuah kepercayaan, karna hatilah yang bisa membuat aku percaya padamu, pergilah kemanapun yang kau mau, tapi kau harus ingat bahwa kau harus kembali lagi, karna kau masih memiliki janji untuk menetap disini” seseorang itu tersenyum berbalik badan lalu pergi, tetapi dia memanggil kembali dan bertanya “ siapakah engkau?” lalu seseorang itu menjawab, “ aku adalah seseorang yang datang dari masa depan, dan kita akan bertemu lagi di masa depan”


Siapapun engkau yang membaca tulisan ini, jagalah ruangan yang kau buat sendiri, persembahkanlah untuk dia yang benar benar akan tinggal disana selamanya, bukan untuk seseorang yang datang dengan janji lalu keluar tanpa menetapi janji, yakinlah seberapa lama kau mengunci ruanganmu pasti akan datang seseorang yang dengan tulus datang kepadamu, tak perlu kau ragu karna dia orang yang tepat dan tak perlu kau membuat ruanganmu menjadi terlihat bagus dan indah, karna seseorang itu datang bukan karna indahnya ruanganmu tetapi karna kepercayaanmu untuk tetap menunggunya walaupun kau tau semua itu butuh waktu yang lama.

Zhafran Hafizhki

Sunday, April 27, 2014

Dimensi Paralel

Karya: Zhafran Hafizhki

            Bagas masih memandang keluar jendela, rintikan hujan turun perlahan menyentuh bumi mengeluarkan bunyi berirama. Bagas tersenyum melihat kotak kecil di atas meja kerjanya yang sudah beberapa hari ini tak pernah ia sentuh, pandangannya beralih menatap kotak kecil itu. Bagas berjalan menuju kotak itu, kembali duduk diatas kasur kesayangannya, membuka kotak itu perlahan, ada banyak memori kenangan didalamnya tentang Bagas dan gadis itu, tentang cinta yang tak pernah diketahui, dan tentang hati yang tak pernah bisa untuk dibohongi.
Bagas mengambil foto foto yang ada didalamnya, berusaha kembali mengingat masa masa indah itu, Bagas melihat ke belakang, seseorang yang sekarang mendampinginya untuk hidup selamanya, menyayanginya, dan memberikan semua cinta yang gadis itu miliki untuknya seorang. Istrinya masih tertidur lelap, Bagas tersenyum
“Maafkan aku yang tidur sedikit larut malam ini, untuk mengingat kenangan itu, tenang saja rasaku padamu tak akan pernah berubah, izinkan aku untuk mengingat semua itu sekarang, hanya malam ini saja.”
..........
Sabtu, 7 July 2007
“ tugasnya sudah selesai?” tanya gadis itu kepada Bagas yang sedang duduk manis diatas mejanya masih menyalin catatan di papan tulis putih saat pelajaran tadi
“belum nih, masih lumayan banyak” jawab Bagas tak melihat kearah gadis itu sedikitpun
“ kamu sih tidur, sebentar lagi masuk, ga bakal sempet nyalin semuanya, kamu bawa aja catatanku, salinnya dirumah” Bagas berhenti menulis, menatap gadis itu, lalu tersenyum
“Thanks Nat” Dan gadis itu membalas senyumnya
Nattasha Angelica, seorang gadis sederhana dengan kepintaran yang belum bisa ditandingi siapapun disekolah ini, tak heran jika banyak yang ingin bersamanya, ditambah lagi wajahnya yang sedikit mempunyai wajah keturunan Australia dari ibunya. Nattasha punya berbagai hal, jika ia menginginkan itu, wajar saja karna sang ayah seorang direktur di sebuah perusahaan besar di ibu kota, dan sang ibu adalah seorang desainer yang sudah punya nama di negara Indonesia ini.
Bagas menyukai gadis itu sejak lama, tuhan punya rencana terbaik untuk mempertemukan semua insan di muka bumi, dan Bagas meyakini akan pertemuannya dengan Nat bukanlah sebuah kebetulan, melainkan itu adalah rencana tuhan untuknya.
Bagas sempat ingin mengungkapkan perasaannya untuk gadis yang ia kagumi sejak dulu, tetapi belum waktunya, karna tuhan belum mengizinkan hal itu terjadi.
Nat duduk dibangkunya, tepat dibelakang bangku Bagas, mengambil pulpen dan mulai memeriksa apa yang dikerjakan Bagas. Itulah rutinitas sehari hari yang mereka lakukan, menghabiskan waktu istirahat didalam kelas berdua. Ya, hanya mereka berdua.
“Nat” Bagas memanggil gadis itu lalu menghadap kearahnya
“hmmm” jawab Nat dan masih menatap lembaran jawaban itu
“ kenapa kamu rajin sekali belajar?”
“karna aku ingin menjadi apa yang aku mau”
“emang kamu mau jadi apa?” tanya Bagas lagi
“Mau jadi dokter” jawab gadis itu mantap
“ aku berani bertaruh, nanti jika kamu benar benar menjadi seorang dokter, kamu tidak akan membutuhkan Cos, Sin, Tan, Dan rumus rumus Integral yang bikin mumet itu” gadis itu selesai memeriksa jawaban Bagas, Lumayan bagus.
Nat hanya mengangguk dengan apa yang dikatakan Bagas, memang ada benarnya apa yang dikatakannya.
“apa kau tidak percaya?” tanya bagas
“aku percaya”
“kalo begitu kenapa masih saja belajar?”
“Gini ya gas, ada hal yang bisa dan tidak perlu untuk dikatakan”
“mau bertanding?” Tantang gadis itu
“ baik, apa hukumannya?” tanya bagas tertantang
“ terserah apa yang kamu mau lakukan dengan rambutmu” jawab Nat mantap
“kalo aku yang menang kau harus mengikat rambutmu selama sebulan” Bagas balik menantang
“deal”  lalu mereka bersalaman
Sejak perjanjian itu, Bagas tak pernah berhenti mengerjakan soal soal yang diberikan gurunya, dan pastinya dengan hasil yang sempurna.
Mereka terkadang belajar bersama bahkan menginap di sekolah untuk belajar bersama, mengerjakan soal soal yang mereka anggap sulit, terkadang mengadakan pertandingan kecil dengan siapa yang mengerjakan soal soal itu dengan cepat dan tepat. Dan mereka bersaing dengan itu. Perubahan yang drastis terlihat dari Bagas, dan pastinya dengan hadirnya Nat
Pengumuman hasil ujian akhir pun tiba, semua murid datang melihat hasil nilai yang mereka dapatkan, Nat berlari menuju pengumuman itu, terkecuali Bagas yang yakin dengan nilainya bisa mengalahkan Nat, dari arah kerumunan itu Nat melompat gembira melihat kearah Bagas dibelakan sana, tersenyum memberi isyarat bahwa cowok itu kalah.
Malam ini mereka masih berada di sekolah, belajar hingga pukul 10 malam nanti. Bagas belum datang malam itu, bukannya tidak hadir tetapi hanya sedikit terlambat, memenuhi janjinya.
Suara gesekan antara sepatu dan lantai berbunyi dari luar kelas beiringan dengan derasnya hujan dimalam itu, Bagas memasuki kelas dengan rambut barunya dan Nat hanya tertawa melihat cowok itu dengan kepala botaknya, tidak terlalu botak, hanya beberapa senti yang menghiasi kepalanya itu, dan malam itu Nat tertawa dengan penampilan baru cowok itu.
“ sudah aku bilang kan kamu yang kalah” dan sifatnya yang percaya diri itulah bisa membuat Bagas terpesona
Keesokan harinya Bagas tidak tahu kenapa gadis itu mengikat rambutnya meskipun dia menang. Tapi sejak saat itu, Bagas menyadari ternyata menjadi giat belajar adalah sesuatu yang menyenangkan.
Singkat cerita, Hari kelulusan tiba, Nat memberikan sedikit kata sambutan mewakili angkatannya, dengan wajah yang sangat cantik dan menawan, gadis itu menyampaikan segala hal yang perlu disampaikan layaknya orang dewasa.
Mereka bertemu satu sama lain, menghiasi pakaian mereka dengan coretas coretan yang memberi kesan perpisahan. Bagas menghampiri gadis itu
“Nat, terima kasih ya untuk semuanya” gadis itu hanya tersenyum, lalu bagas pergi bergabung bersama teman temannya
Nat menatap Dinda sebagai sahabatnya selama ini...
“aku iri kepadamu, 3 tahun SMP, 3 tahun SMA, banyak sekali yang mengejarmu”
“memang banyak yang mengejar sih, tapii..”
“jangan bilang jika banyak yang mengejar itu merepotkan?” potong Dinda, Nat hanya tersenyum
“tapi, aku sudah memutuskan memilih siapa diantara mereka yang mengejarku”
“siapa?” tanya Dinda penasaran, Nat sedikit mendekatkan wajahnya kearah telinga sahabatnya itu lalu berbisik pelan
“Jika Bagas menyatakan perasaannya padaku, aku akan sangat senang”
“cieee, tinggal menunggu waktu kok. Oh ya, selamat yaa atas kelulusannya, sukses terus” dan mereka berpelukan bahagia
Dibalik dua sahabat yang sedang merasakan kebahagiaan, Bagas menatap mereka di sudut lain, lebih tepatnya kearah gadis itu.
“Apakah kau tidak menangkap sinyal itu Nat? Mungkinkah rasa ini seharusnya tidak ada?” batinya berbicara
Liburan pun tiba, mereka ada yang menghabiskan waktu dengan pergi keluar kota ataupun keluar negeri, tak terkecuali Nat dan Bagas mereka juga menghabiskan liburan di luar kota, hanya 5 hari saja, yaa.. hanya mereka berdua.
Mereka menghabiskan liburan dengan berdua, jalan jalan ke alun alun ibu kota, ke tempat hiburan yang megah di kota itu, menonton sebuah pertunjukan di pasar malam. Dan hari ini, mereka menghabiskan malam terakhir itu dengan merayakan tahun yang akan berganti.
Mereka membeli lampion untuk ikut serta dengan pengunjung pantai lainnya, menulis beberapa kalimat disana dengan spidol hitam yang disediakan.
“kamu tulis apa?” tanya gadis itu penasaran
“tulis sendiri sendiri dong, ga boleh mengintip” balas bagas
Mereka membakar kertas dibawah lampion itu, yang akan mereka lepaskan untuk terbang kelangit, Bagas memulainya
“Nat, aku menyukaimu, amat sangat menyukaimu, suatu hari nanti aku akan mendapatkanmu, sepuluh juta persen aku akan mendapatkanmu”
“ apakah kamu ingin tahu jawabannya? Aku bisa memberitahumu sekarang” bagas diam, masih diam mendengar pertanyaan gadis itu
“Tidak, aku tidak bertanya padamu. Jadi, kau tidak boleh menolakku.”
“kamu benar benar tidak ingin tahu?” tanya gadis itu lagi, berharap Bagas menjawab “iya”
“tolong jangan beritahuku sekarang, biarkanlah aku untuk tetap menyukaimu” lalu mereka melepas lampion itu dan terbang kelangit
“aku juga menyukaimu gas” kata gadis itu dalam batin
........
1 tahun berlalu sejak kejadian itu, mereka masih terlihat akrab dengan obrolan obrolan yang tidak pernah habis ceritanya. Setelah kejadian itu Nat sempat berpacaran dengan salah satu teman sekolahnya di SMA. Bagas cemburu waktu itu, dia sempat merasa sangat bodoh ketika tidak ingin tahu jawaban gadis itu, dia berfikir kembali. Biarkanlah jawaban itu tidak dia ucapkan, karna dia tidak ingin sakit hati dengan jawaban gadis itu ketika dia menolaknya.
Hari demi hari terus berlalu, hubungan mereka sedikit renggang. Malam itu Bagas menelpon Nat, mereka berbicara tentang masa depan yang akan mereka raih dan malam itu Bagas menayakannya
            “ Nat, boleh aku bertanya padamu?” tanya bagas ditengah obrolan mereka
“mengapa waktu itu kamu tidak menerima rasa suka ini kepadamu, dan aku tau waktu itu kau pasti menolakku, aku tak ingin sakit ketika mendengar jawaban itu, dan mengapa kau menolakku untuk menjadi pacarmu?” tanya bagas melanjutkan
“ sering mendengar orang berkata, dalam percintaan masa paling romantis adalah masa masa pendekatan, pada saat benar benar sudah jadian, akan banyak perasaan yang akan sirna, jadi lebih baik aku membiarkanmu untuk mengejarku lebih lama lagi. Daripada saat benar benar sudah jadian tidak romantis lagi. Kalo begitu kan aku yang rugi”
“memang licik sekali kamu ya” dan mereka tertawa disana lalu saling memandang bulan ditempat yang berbeda
“hhmmm... Nat, apakah kau percaya dengan dimensi paralel?”
Dimensi paralel adalah dimensi yang dimana diri kita yang lain berada disuatu tempat dan melakukan hal yang berbeda dari yang kita lakukan sekarang
“mungkin di dimensi paralel itu kita sedang bersama” Bagas melanjutkan
“iyaa, aku benar benar iri terhadap mereka” mereka saling tersenyum
“gas.. terima kasih telah menyukaiku” kata gadis itu tulus diseberang sana
“aku juga suka pada diriku yang menyukaimu saat itu”
.......
Semester akhir pun mereka jalani, semua mahasiswa sibuk dengan hal hal yang perlu mereka kerjakan untuk ujian semester ini. Nat lebih dulu lulus dari Bagas, karna Bagas sempat malas dan harus mengulang 1 semester yang tertinggal. Dan bagas masih dengan tugas tugas makalahnya di perpustakaan dengan laptopnya. Dan dia menerima sebuah telepon
“halo teman lama, lagi sibuk ya?” tanya gadis itu diseberang sana
“tentu saja sibuk”
“oke, aku tidak peduli mau sesibuk apapun kamu sekarang, hal ini kamu yang pertama kuberitahu”
“apaan? Kalo ada waktu luang kau memintaku untuk mengejarmu lagi ya?” tanya Bagas dengan sok tau
“kali ini takutnya tidak bisa lagi” jawab gadis itu
“kenapa?”


.............
“oi bagas, cepetan lu pengen tu cewek cuma nunggu kehadiran lu doang?” teriak Dimas dari arah bawah bersama Dinda
“oke, sebentar lagi gue keluar” jawab bagas dari dalam kamar
Mereka tiba disebuah gedung megah, duduk di meja yang berbentuk lingkaran dengan alas berwarna merah. Mereka bertiga menunggu kehadiran wanita itu, wanita yang pernah diidam idamkan Bagas, mungkin sampai saat ini. Mereka bercanda disana, sambil menunggu gadis itu.
“ih kalian, ga pernah bisa mendoakan teman sendiri bahagia” Dinda memukul Dimas lalu Bagas
“bodoh, kalo kamu sangat menyukai seorang wanita, kamu akan tahu. Untuk benar benar mendoakan dia bahagia bersama orang lain adalah satu hal yang mustahil”
Tiba tiba lampu diruangan itu mati, hanya ada lampu sorot yang mengarah kearah pintu tempat gadis itu masuk kedalam ruangan. Gadis itu keluar dari sana, bersama seseorang yang akan hidup selamanya bersama Nat. Akhirnya Bagas berani untuk hadir keacara sakral itu, keacara pernikahan gadis yang ia kagumi sejak lama itu. Nat begitu anggun dengan gaun putihnya, Nat dan laki laki itu bergandengan diiringi dengan tepuk tangan dari peserta undangan yang hadir waktu itu, berjalan diatas karpet merah menuju pelaminan dan mengucapkan kata kata sakral itu.

“aku salah, ternyata ketika kamu sangat sangat menyukai seorang wanita dan ketika itu ada seseorang yang mengasihinya, mencintainya untuk kehidupan yang abadi dengan sebuah pernikahan. Maka kamu akan benar benar dari dalam hati yang paling dalam, mendoakannya untuk bahagia selamanya” batinya berucap lalu dia tersenyum

Monday, February 3, 2014

Tertinggal Waktu



Kau terbangun dari tidur panjang yang lelahkanmu lalu kau menyesali wajahmu yang merenta mendekati dunia khayalmu, kau sadari semua hal yang berjalan meninggalkanmu dan saat itu juga kau tak dapat merangkai semua untuk dekat di dunia khayalmu. Kau harapkan keajaiban datang hadir dipundakmu, dan kau harapkan keajaiban datang melengkapi khayalmu. Kau mencari letak masa lalu yang telah lepaskanmu Kau biarkan mimpi mimpimu untuk tetap jadi mimpi yang melengkapi dunia khayalmu, lalu kau terhenyak, terbangunkan, dan masih mengharapkan keajaiban datang untuk hadir dipundakmu.