Tuesday, September 2, 2014

Kejujuran Hati

Kali ini aku yang kalah menyerah sebelum maju terlebih dahulu, ibarat disebuah peperangan kau itu adalah “benteng” yang sulit untuk ditaklukan dan saat ini ada seseorang yang menjaganya maka aku putuskan untuk mundur. Bukan karna aku menyerah lalu lari mencari benteng lain untuk aku taklukan, tapi kau harus tau aku pergi untuk lebih mempersiapkan diri dan menunggu seseorang yang menjagamu pergi, butuh waktu yang lama mungkin tapi aku akan tetap menunggu.

Aku menyadari tak mungkin, karena matahari yang kudambakan terlalu silau, jadi aku akan berpura-pura untuk tidak menyukaimu dan akupun akan bersikap dingin, aku hanya bisa memandang dari kejauhan dan cinta tak terbalaskan, suatu hari mungkinarah angin akan berubah hingga kebetulan kau melihatku, di tempat ini sebuah keajaiban datang, dengan munculnya pelangi.


Sebuah perbedaan yang menjadi masalahnya sekarang, perbedaan yang terjadi sejak awal kau dilahirkan mungkin bisa kau bilang sebuah takdir. Jangan berpikir aku akan menyerah, karna rasa ini masih sangat besar untukmu, entah sampai kapan rasa ini masih bertahan, berlalu dengan cepat atau rasa ini akan terus berkembang, selagi kau benar benar belum ditaklukan aku akan tetap berjuang dalam diam, karna rasa yang ada bukan halusinasi atau cerita fiksi, ini adalah kejujuran hati.