Sejak dilahirkan dimuka
bumi sebagai seorang laki laki, tuhan telah menentukannya, yang didatangkan
dari surga bersama sama di muka bumi untuk kita bertemu. Entah dimana engkau
berada, hanya tuhan yang tau. Aku tak tau kenapa aku memikirkanmu, entah bagaimana
caranya aku menyampaikannya, entah bagaimana aku mengungkapkannya. Kau berada
jauh disana, ataukah mungkin kau berada sangat dekat denganku? Apakah kau orang
yang tak kukenal? Apakah kau adalah temanku sendiri? Apakah kau adalah
seseorang yang sempat kumiliki? Aku percaya takdir, aku percaya akan kekuatan
dimensi paralel, anugrah terbesar tuhan yang diberikan kepadaku. Apakah kau
memikirkanku? Barang kali hanya sedetik saja? Siapa namamu? Aku tak pernah
tahu, dimana tempat tinggalmu? Apakah kau menyukai warna merah sepertiku? Aku
percaya takdir, aku percaya bahwa waktu yang akan menemukan kita, mengucapkan
kalimat sakral didepan para tamu yang hadir diacara megah itu, berlibur
disebuah tempat yang menurut kita paling indah sedunia. Yaa, hanya kita berdua
yang bisa merasakannya.
Entah berapa banyak
wanita yang kukira itu adalah kau, namun aku salah. Mereka tak seindah dirimu,
mereka tak secantik dirimu, mereka tak seanggun dirimu, dan mereka tak semanis
senyummu. Begitupun kau, mungkin kau juga mengira bahwa laki laki yang singgah
dihatimu itu adalah aku, dan kau salah, salah besar. Aku disini berjalan
menujumu, menjemputmu yang suatu saat nanti akan datang kepadaku, entah sengaja
ataupun secara kebetulan. Tapi sebuah kebetulan itu tak pernah ada. Karna tuhan
punya rencana terbaik untuk makhluk yang dia ciptakan dengan pasangannya, tuhan
akan mempertemukan kita. Bukan hanya kita, setiap manusia pasti akan menemukan
pasangannya. Begitupun aku dan kamu, perjalanan kita masih panjang, aku masih
ingin menggunakan jas putih yang bisa kau sebut “pak dokter” begitupun kau,
mungkin kau adalah salah satu dari pasienku, mungkin kau adalah salah satu dari
rekan kerjaku, sama sama seorang dokter.
Bidadariku, aku sangat
berterima kasih kepada tuhan yang telah menurunkanmu untukku, untuk melengkapi
kehidupanku dengan sempurna, membuat panggilanku bertambah “ayah” ,
memberikanku tanggung jawab yang sangat mulia untuk kujalankan, mengizinkanku
untuk menjagamu, mempersilahkanku untuk merangkulmu memasuki sebuah kehidupan yang
akan kita jalani bersama, dengan keturunan yang entah berapa banyak tuhan
berikan untuk kita. Aku akan berjuang, untuk mu dari detik ini, untuk anak kita
agar mereka bisa meniru aku dan kau yang telah sukses nantinya, entah kau nanti
menjadi apa, itu hanya kau yang tahu. Tapi aku selalu mendoakan yang terbaik
untukmu, untuk semua kehidupanmu yang saat ini tanpa kehadiranku.
Aku tak berharap
banyak, hanya surat ini yang bisa aku tuliskan untukmu. Aku hanya ingin kau
membacanya, aku hanya ingin kau tau tentang tulisan kecil ini. Aku akan
menemuimu dengan kesuksesan raga dan jiwaku, dan dengan semua yang telah aku
miliki, aku siap untuk menjemputmu disana, dan dengan “Bismillah” aku akan
meminangmu untuk menjadi ibu dari anak anakku. Takdirlah yang menentukan kepada
siapa cinta itu akan diucapkan, dan cintaku akan kuucapkan kepadamu. Tunggu aku
diseberang sana, aku akan menjemputmu, dan bertemu denganmu. Aku tak pernah
percaya bahwa itu adalah sebuah kebetulan, namun semua adalah rencana terbaik
Tuhan. Sampai Jumpa, entah kapan dan dimana kita akan bertemu. Aku percaya akan
kekuatan cinta.
Dari seseorang yang
ditakdirkan hanya untukmu, Aku.