Saturday, November 1, 2014

Sangkar Cinta

Tak bisa menyalahkan siapa siapa. Tak ada yang salah. Mungkin memang sang waktu yang tak lagi berpihak padaku. Untuk saat ini. Mungkin ini jalan terbaik yang kau ambil. Bagimu.

Awan. Bulan. Bintang. Hitam. Bisu. Tak memberikan alasan yang pasti. Mengapa.

Kali ini aku yang harus mengalah, tetap membelakangi. Terbanglah sesuka hatimu hingga kau menemukan sangkar terbaik untuk kau tempati, sementara atau selamanya.

Hanya diam yang bisa dilakukan, dan aku tau kau mungkin akan berjalan jauh, entah berapa lama itu terjadi aku tak tau. Hanya berharap kabar baik datang kepadaku, dari matahari yang selalu menangkap bayang hitam. Entah semakin memanjang pertanda kau semakin jauh berjalan atau tetap disana.

Mungkin sangkarku tak begitu indah untuk kau hinggapi sekarang, butuh waktu memang membawamu kesini untuk tinggal selamanya, dan kepercayaan berperan didalamnya. Untuk sekarang, silahkan kau terbang sesuka hatimu, dan ketika waktunya tiba aku juga akan terbang mencarimu, menelusuri luasnya samudera biru diatas awan. Berharap kau masih terbang disana dan belum menemukan sangkar lainnya, lalu membawamu kembali ke istanaku yang entah berapa lama telah aku perbaiki sedemikian rupa hingga sempurna. Mungkin menurutmu ini biasa saja, sama seperti sangkar sangkar yang ingin kau hinggapi tetapi kau memilih untuk tetap ingin menikmati udara bebas di langit luas. Dengarlah, aku tau aku tak sempurna, tapi pasti ada sesuatu didalam diriku yang sangat indah.