Tak bisa menyalahkan siapa siapa.
Tak ada yang salah. Mungkin memang sang waktu yang tak lagi berpihak padaku. Untuk
saat ini. Mungkin ini jalan terbaik yang kau ambil. Bagimu.
Awan. Bulan. Bintang. Hitam.
Bisu. Tak memberikan alasan yang pasti. Mengapa.
Kali ini aku yang harus mengalah,
tetap membelakangi. Terbanglah sesuka hatimu hingga kau menemukan sangkar
terbaik untuk kau tempati, sementara atau selamanya.
Hanya diam yang bisa dilakukan,
dan aku tau kau mungkin akan berjalan jauh, entah berapa lama itu terjadi aku
tak tau. Hanya berharap kabar baik datang kepadaku, dari matahari yang selalu
menangkap bayang hitam. Entah semakin memanjang pertanda kau semakin jauh
berjalan atau tetap disana.
Mungkin sangkarku tak begitu
indah untuk kau hinggapi sekarang, butuh waktu memang membawamu kesini untuk
tinggal selamanya, dan kepercayaan berperan didalamnya. Untuk sekarang,
silahkan kau terbang sesuka hatimu, dan ketika waktunya tiba aku juga akan
terbang mencarimu, menelusuri luasnya samudera biru diatas awan. Berharap kau
masih terbang disana dan belum menemukan sangkar lainnya, lalu membawamu kembali
ke istanaku yang entah berapa lama telah aku perbaiki sedemikian rupa hingga
sempurna. Mungkin menurutmu ini biasa saja, sama seperti sangkar sangkar yang
ingin kau hinggapi tetapi kau memilih untuk tetap ingin menikmati udara bebas
di langit luas. Dengarlah, aku tau aku tak sempurna, tapi pasti ada sesuatu didalam
diriku yang sangat indah.