Tuesday, March 29, 2016

Tuhan Pasti Bertanggung Jawab

Katanya, hidup itu pilihan.
Dan dari semua pilihan aktivitas yang disediakan dalam kehidupan ini aku memilih untuk merindukanmu. boleh boleh saja kan?
Memang kita belum lama saling mengenal. Tapi sah-sah saja, kan?
Aku sedari dulu selalu merasa cukup memandangmu dari sudut sini. Dari balik dinding hatiku yang kadang runtuh diterpan sapa, atau sekedar senyummu. Menghayati sesosok bidadari dari sisi paling tidak manusiawi. Kala kau menatap itulah kala kuharus terpejam, aku tak sanggup. Engkau adalah sejumput keindahan dari milyaran anugrah tuhan, representasi keteduhan tak berperi.
Kau tau bagaimana caranya lupa bicara seketika? Jadilah diriku lalu temui dirimu, kau pasti akan merasakan getaran getaran yang selalu membuatmu lumpuh tanpa daya.
Entah mengapa aku selalu suka hitam. Meski katanya hitam bukan bagian dari warna, siapa perduli.
Tapi tanpa “hitam” aku tak akan pernah jatuh cinta saat menatap bola matamu.
Ini adalah cerita tentang diriku sendiri. Kalau kamu juga ikut merasakannya, itu mungkin karena kita hidup di dunia yang sama.
Pada suatu hari, kita adalah sepasang manusia pemalu. Maksudku, dua manusia pemalu. memangnya siapa aku memasang-masangkan aku dan kamu? Lalu kita memutuskan untuk mengambil langkah-langkah kecil untuk saling mendekat.
Dulu, perasaanku adalah sebuah rahasia kecil, dan ketidakpedulianku atas setiap hal yang berkaitan dengan dirimu adalah sandiwara yang menyakitkan. Sampai akhirnya kita mencoba untuk saling bicara, bahwa memang ada cinta di sana yang telah lama menanti untuk kita rayakan, entah sejak kapan. Lalu aku tenggelam didalam keegoisan diri yang membuatku selalu ingin berada disampingmu, saat itu hingga sekarang, dan tanpa perlu aku bersuara, kau tau kenapa aku mundur perlahan. Ya, perbedaan antara ruang keyakinan.
Kini telah sampai kita disini. Mengucapkan selamat tinggal pada segala jenis ketakutan yang luruh bersama waktu dan keyakinan
Kita berpadu dalam detik yang menangis, hany abisa saling bertegur sapa tanpa memberikan banyak cinta yang sudah melipat gandakan doa doa untuk kebahagiaanmu disana.
Barangkali memang begitu. Seperti hujan yang pasti reda. Atau badai yang pasti berlalu. Rindu akan segera berganti temu, andai memang kau mau. Dan Tuhan pasti bertanggung jawab, menerima rentetan doa doa untuk sebuah pertemuan selanjutnya. 


No comments:

Post a Comment