Saturday, June 11, 2016

Pusaka Diujung Tanduk.

Telah kutemukan.
Ujung rantai dalam kepalamu.
Penuh berdarah badai duka.
Hati dirusak diteguk jelata.
Aku mengaduh.  Siapa perduli?
Si bajingan asik menyulut suara.
Ketawa ketiwi diselubung pagi.
Bahkan sebelum embun diretas mentari.
Diujung rantai semua melirih.
Daging berdarah lehernya tercekik.
Rakyat biasa beribu rakyat biasa.
Satu bicara lantakkan seluruh jiwa.
Centang prenang mimpi diujung negeri.
Disibak ngeri.
Inilah titik negeri kami.
Saat aku mulai menitih.
Tak lagi mampu berlari.

No comments:

Post a Comment